False nine merupakan penyerang tengah yang tidak berada dalam posisi aslinya, seorang pemain yang diperankan menjadi false nine akan sering menjemput bola di tengah. Dilansir Coachesvoice, tujuan dari memasang posisi false nine yaitu untuk menarik bek lawan ke tengah, agar terciptanya celah di pertahanan lawan, sehingga, pemain yang berposisi sebagai gelandang ataupun winger dapat masuk ke celah yang berhasil dibuka. False nine pertama kali digunakan pada tahun 1930 oleh Danubian School, Austria. Saat itu mereka bermain menggunakan lima orang penyerang dengan skema 2 3 5.
Satu dari lima orang penyerang tersebut ditarik di tengah untuk menciptakan ruang bagi empat penyerang lainnya di depan, agar dapat leluasa mengeksploitasi pertahanan lawan. False nine kemudian semakin berkembang. 20 tahun setelahnya, tepatnya di tahum 1950, Timnas Hingaria bermain dengan strategi false nine selama beberapa tahun. Dengan strategi false nine yang diterapkan, Timnas Hungaria dapat bermain di kompetisi Eropa dan menjadi tim unggulan.
Setelah digunakan oleh Timnas Hungaria, false nine sempat tidak populer dan tidak digunakan oleh tim tim di Eropa. Hingga akhirnya false nine kembali populer di tahun 2000an sampai sekarang, peran false nine dianggap dapat berjalan efektif ketika diperankan oleh pemain yang tepat. Pertanyaannya, siapa pemain yang sering berperan sebagai false nine di masa sekarang?
Saat Barcelona masih dilatih oleh Pep Guardiola tepatnya di musim 2009/2010, Blaugrana yang akan bertanding melawan Real Madrid membuat Pep tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hingga malam menjelang pertandingan, Pep mempelajari kelemahan yang ada di Los Galaticos. Akhirnya, setelah menemukan jawaban, Pep menelpon Lionel Messi untuk datang ke kantornya pada jam 10 malam.
Pep menunjukkan kepada Messi beberapa kelemahan Real Madrid yang dapat ia manfaatkan. Pep pun meminta Messi untuk berperan menjadi false nine pada laga El Clasico itu. Messi dianggap cocok berperan sebagai false nine karena memiliki kreatifitas dan kontrol bola yang di atas rata rata.
Kemampuannya dalam mengirim umpan juga menjadi faktor Pep memberi peran tersebut kepada Messi. Hasilnya? sempurna. Taktik yang dijalankan berhasil membuat Blaugrana mencukur Real Madrid dengan skor 6 2.
Messi yang berperan menjadi false nine berhasil menjadi man of the match, akhirnya, Pep mulai aktif memberi peran false nine kepada Messi di laga laga selanjutnya. Pada Euro 2012, Cesc Fabregas diberi peran menjadi seorang false nine oleh pelatih Spanyol saat itu, Vicente Del Bosque. Fabregas diberi peran tersebut karena dianggap mampu mengontrol bola dengan baik walaupun dalam tekanan lawan. Di lini tengah, Fabregas disokong oleh Iniesta, David Silva dan Busquets,
Dengan berperannya Fabregas sebagai false nine membuat Timnas Spanyol yang saat itu mengusung gaya bermain tiki taka, sukses mendominasi lini tengah dengan rata rata penguasaan bola sebanyak 67%. Peran baru Fabregas pun dapat dikatakan sukses, ia berhasil bermain reguler untuk Timnas Spanyol dan membawa La Roja membawa pulang trofi Euro 2020. Nama Roberto Firmino merupakan nama paling diingat ketika mendengar kata false nine.
Karena sampai sekarang, pemain asal Brazil tersebut masih diberi peran oleh pelatih Liverpool, Jurgen Klopp untuk berperan sebagai false nine. Di posisinya itu, Firmino mampu membuka ruang untuk Mohamed salah dan Sadio Mane. Evektifitas yang diberikan Firmino mampu membuat Salah dan Mane menjadi gol getter Liverpool.
Perannya menarik bek lawan, mampu membuat Salah dan Mane dapat mengeksploitasi pertahanan lawan. Dampak paling kelihatan dari peran false nine yang dimainkan oleh Firmino adalah ketika Salah dan Mane mampu menjadi top skor Liga Inggris 2018/2019 dengan torehan 22 gol. Ia dianggap sebagai sosok paling vital dibalik gacornya dua pemain winger Liverpool tersebut.
Sebelum berperan sebagai false nine, Firmino adalah seorang gelandang serang yang menjadi andalan di klub Liga Jerman, hoffenheim. Dari 229 laga Firmino berperan sebagai false nine, pemain 29 tahun tersebut berhasil mencetak 82 gol dan 60 assist.